Pengetahuantentang bahan bahan makanan akan memudahkan kita untung mengenali jenis rasa dari suatu masakan dan mengetahui kandungan gizinya. 1.2. Tujuan. Tujuan pengetahuan tentang jenis jenis bahan pangan adalah untuk kita bisa membedakan mana bahan bahan di alam yang bisa dikonsumsi ataupun tidak. Dengan pengetahuan tentang bahan makanan
Dalampesta Yunani kuno, orang-orang mulai menggunakan telur rebus setengah matang sebagai makanan pembuka sebelum pesta, dan kemudian di era Romawi kuno, bahkan ada catatan lukisan dengan warna telur. Sudah sangat tua dan mudah untuk memasak fermentasi kedelai dan telur bersama-sama untuk waktu yang lama untuk rasa dan warna. Putih telur
Satukutipan dari sejarawan Yunani kuno Thucydides, “orang-orang Mediterania mulai meninggalkan era barbarisme sejak mereka belajar menanam zaitun dan anggurâ€
Cafealif merupakan salah satu cabang usaha dari alif corp yang bergerak di bidang kuliner dan hiburan. Cafe alif adalah tempat yang pas untuk berkumpul, makan dan foto-foto. terletak di tempat yang strategis yakni dekat kampus UM/STAIN Metro, alamat lengkapnya : Jl. Ki Hajar Dewantara nO. 70 Iring Mulyo Metro Timur, Kota Metro.. Telp. 085758131911
Saustradisional "taramosalata", yang terbuat dari telur ikan mas atau cod yang diasinkan dan diawetkan, harus dimiliki pada hari ini. "Lagana" adalah salah satu makanan yang dikonsumsi pada Senin Bersih. Saksikan tragedi Yunani kuno di amfiteater abad kedua di Acropolis Hill, ikuti tarian tradisional di alun-alun kota, atau dengarkan
balasan ucapan selamat bergabung di grup wa. Sistem kami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS saus ikan fermentasi. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS Teka Teki Silang populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Masukkan juga jumlah kata dan atau huruf yang sudah diketahui untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Gunakan tanda tanya ? untuk huruf yang tidak diketahui. Contoh J?W?B
Yunani adalah salah satu negara yang kerap dijadikan destinasi bagi mereka yang ingin menikmati bulan madu. Gak hanya dikenal romantis, Yunani juga kaya akan banyak situs bersejarah yang sayang bila tak gak cuma daya tarik wisatanya saja yang memukau, makanan khas Yunani juga gak kalah lezatnya untuk kamu cicipi, lho. Terlebih, makanan khas Yunani gak banyak kita jumpai di dunia layaknya masakan khas Jepang, China, atau pun kalau kamu berkesempatan pergi ke sana, jangan sampai melewatkan sejumlah makanan khas Yunani ini, ya. Ada yang mirip martabak hingga donat, lho!1. Kalau Indonesia punya martabak, di Yunani ada spanakopita. Bedanya, spanakopita berisi bayam dan telur yang dibungkus phyllo pastry spanakopita Berwarna putih dengan rasa yang sedikit asin, keju feta khas Yunani ini terbuat dari susu domba yang direndam larutan garam keju feta Starostin3. Ciri khas dari greek salad ada pada kucuran olive oil dan juga potongan keju feta. Gak cuma sehat, greek salad juga mudah dibuat greek salad Starostin4. Tzaziki adalah saus cocol khas Yunani yang diolah dari greek yoghurt dicampur bawang bombay, olive oil, timun, dan oregano tzaziki Nijaki5. Disajikan dengan dua cara, souvlaki terbuat dari daging panggang. Ada yang disajikan mirip sate dan ada pula yang disajikan mirip sandwich souvlaki Baca Juga 5 Olahan Daging Domba Khas Yunani yang Bikin Ngiler, Kaya Protein! 6. Layaknya nasi di Indonesia, orang Yunani punya makanan pokok berupa roti pita. Biasanya, roti pita dimakan bersama tzaziki atau souvlaki roti pita Neonardi7. Mirip lasagna, moussaka terbuat dari pasta berisi terung, daging cincang, potongan kentang, saus tomat, dan taburan keju di atasnya moussaka im Garten8. Cara bikin kourabiedes adalah dengan menumbuk tepung, mentega, dan kacang almond, lalu dipanggang. Ada juga yang ditaburi gulakourabiedes Salah satu street food khas Yunani ini bernama koulouri. Berbentuk bundar dengan rasa tawar dan bertabur biji wijen di atasnya koulouri Sempat viral tahun lalu, loukoumades adalah donat khas Yunani. Dulunya, makanan ini disajikan saat olimpiade kuno, lho! loukoumades mungkin masih terdengar asing, tapi makanan khas Yunani sangat layak untuk kamu cicipi. Dari daftar makanan khas Yunani di atas, ada gak yang pernah kamu coba sebelumnya? Baca Juga 5 Destinasi Danau Cantik di Yunani, Bikin Pikiran Rileks dan Hati Nyam IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Fermentasi adalah sebuah proses perubahan kimia yang melibatkan mikroorganisme untuk mengubah karbohidrat menjadi alkohol dan asam amino. Dalam dunia kuliner, fermentasi lebih dikenal sebagai teknik pengolahan makanan dan minuman dengan menggunakan mikroorganisme, seperti ragi atau bakteri. Selain berfungsi mengawetkan, proses fermentasi pada makanan juga berfungsi untuk memecah nutrisi sehingga makanan menjadi lebih mudah untuk halnya seperti buah-buahan, sayuran, dan susu, kamu juga dapat melakukan fermentasi pada ikan, lho. Bagi beberapa orang, hal ini mungkin terdengar aneh. Namun, di beberapa negara, termasuk Indonesia, olahan fermentasi ikan sudah dianggap sebagai suatu kelezatan tersendiri. Dari bekasam hingga funazushi, inilah lima olahan fermentasi ikan dari berbagai Bekasam Indonesiabekasam adalah sebuah olahan ikan fermentasi khas Indonesia dari daerah Sumatera dan Kalimantan. Dinamakan bekasam karena olahan satu ini melewati proses pengasaman atau pengasinan. Jenis ikan yang umumnya diolah untuk menjadi bekasam adalah ikan air tawar, seperti ikan mujair, ikan lele, ikan nila, dan masih banyak awal mula terciptanya bekasam adalah karena pada zaman dahulu kala para nelayan tak mampu menjual habis ikan tangkapan mereka akibat transportasi yang terbatas. Akibatnya, banyak ikan yang membusuk dan terbuang. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dibuatlah bekasam. Adapun fungsi garam dalam bekasam adalah untuk mempercepat proses menikmati bekasam, cukup tumis ikan yang sudah difermentasi dengan bumbu-bumbu sesuai selera. Lalu, supaya lebih nikmat, kamu dapat menikmatinya dengan sepiring nasi Sikhae Koreasikhae Korea, metode fermentasi untuk mengawetkan makanan sudah menjadi hal yang sangat umum. Salah satu contoh olahannya adalah sikhae. Olahan fermentasi ikan khas Korea Utara dan kawasan timur Korea Selatan yang umumnya menggunakan ikan flounder atau ikan layur sebagai bahan membuat sikhae, ikan terlebih dahulu dibersihkan, dipotong-potong, lalu didiamkan dengan baluran garam selama kurang lebih empat jam. Hal yang sama juga berlaku untuk lobak yang telah diiris. Setelahnya, barulah potongan ikan akan dicampurkan dengan irisan lobak untuk kemudian dibumbui dan dicampurkan dengan jawawut yang telah dimasak untuk memulai proses bumbu-bumbu yang digunakan dalam proses fermentasi adalah bubuk cabai, bawang putih, gula, jahe, kecap ikan, dan penyedap rasa. Baca Juga Pekasam, Metode Fermentasi Ikan dalam Stoples Berisi Nasi 3. Surströmming Swediasurströmming Surströmming adalah makanan khas Swedia yang terbuat dari ikan herring yang difermentasi dan dikemas dalam kaleng. Olahan ini sudah ada sejak abad ke-16. Di Swedia, surströmming menjadi keistimewaan tersendiri yang umumnya dinikmati dalam festival-festival musim panas, bersama dengan sepotong flatbread atau membuat surströmming, dibutuhkan waktu sekurang-kurangnya enam bulan untuk menyelesaikan proses fermentasi. Selama proses fermentasi tersebut, ikan herring akan diasinkan dan diletakkan dalam penyimpanan terbuka dengan suhu 15-20° memiliki aroma yang sangat menusuk, sehingga kemungkinan akan membuat orang yang baru pertama kali mencobanya sulit untuk menemukan letak Rakfisk Norwegiarakfisk dari Eropa, hidangan keempat ini adalah rakfisk. Makanan khas Norwegia berupa ikan trout yang diasinkan dan difermentasi. Sama seperti surströmming, proses fermentasi rakfisk juga memakan waktu berbulan-bulan, bahkan dapat memakan waktu hingga setahun. Dari segi aroma, makanan satu ini memiliki aroma yang Norwegia, rakfisk biasanya menjadi sajian yang dikonsumsi selama perayaan Natal. Rakfisk dapat dinikmati langsung tanpa harus dimasak terlebih dahulu. Supaya lebih nikmat, rakfisk umumnya disantap bersama makanan pelengkap lain, seperti flatbread, sour cream, mustard, atau bawang mentah yang Funazushi Jepangfunazushi Funazushi adalah olahan ikan fermentasi yang termasuk dalam kategori narezushi atau sushi tertua di Jepang. Funazushi menjadi hidangan tradisional khas Perfektur Shiga. Berbeda dengan sushi modern yang biasanya kamu nikmati, funazushi memiliki aroma yang menusuk. Ikan mas umumnya digunakan sebagai bahan utama untuk olahan itu, dibutuhkan proses yang sangat lama untuk membuat funazushi hingga menjadi sebuah hidangan yang siap disantap. Proses pengasinannya sendiri bisa memakan waktu hingga satu tahun. Lalu, dilanjutkan dengan proses fermentasi yang dapat memakan waktu selama empat tampilan kelima makanan di atas, kamu mungkin akan berpikir dua kali untuk mencobanya. Namun, terlepas dari rasanya, mencicipi kelima makanan di atas tentu akan menjadi pengalaman unik tersendiri bagi kamu. Untuk mengathui apakah kelima-limanya layak untuk dicoba atau tidak, you judge. Baca Juga 10 Olahan Makanan Berbahan Dasar Ikan Buntal, Berani Coba? IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Lukisan dinding di Pompeii dengan suasana perjamuan. Wikipedia. Beberapa situs peninggalan bangsa Romawi Kuno bercerita banyak tentang kuliner masyarakatnya. Misalnya, Pompeii dan Herculaneum. Kedua kota kuno di Italia itu ditemukan dalam kondisi terkubur materi vulkanik dari letusan Gunung Vesuvius pada 79 M. “Pengetahuan kita tentang apa yang dimakan orang Romawi terkumpul dari teks, lukisan dinding dan mosaik, serta sisa-sisa makanan mereka yang terawetkan di situs-situs peninggalannya,” tulis Mark Cartwright di Menandakan Kelas Sosial Makanan bangsa Romawi Kuno berkisar pada empat makanan pokok sereal, sayuran, minyak zaitun, dan anggur. Makanan laut, keju, telur, daging, dan berbagai jenis buah juga tersedia bagi yang mampu. Orang Romawi Kuno pun mahir dalam memproses dan mengawetkan makanan menggunakan teknik pengacaran, yakni pengasinan dengan garam atau pengasaman dengan cuka, dan penyimpanan dalam madu. Membumbui makanan dengan saus, herba, dan rempah-rempah eksotis adalah elemen penting lain dalam persiapan makanan orang Romawi. Baca juga Cara Kuno Mengawetkan Makanan Pada masa Romawi Kuno, penjual pinggir jalan sudah banyak dijumpai. Mereka menjual roti dan pasta dari biji-bijian kepada masyarakat kelas bawah yang tak mampu membangun dapur di rumahnya. “Gandum adalah andalan orang miskin,” tulis Linda Civitello, sejarawan kuliner, dalam Cuisine and Culture, a History of Food and People. Gandum biasanya disiapkan dengan dua cara, yaitu dihaluskan dan direbus menjadi bubur atau digiling dan dipanggang menjadi roti. Penjual roti dari lukisan dinding di Pompeii. Wikipedia. Menurut Randy Schwartz, sejarawan kuliner, dalam “All Roads Led to Rome Roman Food Production in North Africa” yang termuat dalam Repast Volume XX, Number 4 Fall 2004, sebagian besar masyarakat kelas bawah Romawi makan gandum atau barley setiap hari dalam bentuk bubur atau roti pipih panggang. Untuk protein tambahan, mereka mungkin memiliki keju, ikan, atau daging, tetapi seringnya bubur kacang fava atau lentil. Baca juga Membuat Roti, Kemampuan Dasar dalam Sejarah Manusia Mereka yang lebih mampu akan membeli sereal di toko roti, lalu membuatnya menjadi roti beragi yang ideal untuk dicelupkan ke minyak zaitun, susu, anggur, atau saus dari suatu hidangan yang mereka masak. Bangsa Romawi sudah memiliki teknologi untuk menghasilkan tepung dalam skala besar sehingga bisa memproduksi beragam jenis roti. “Ini membutuhkan lebih dari sekadar tenaga manusia. Keledai diikat ke batu penggiling yang berjalan mengelilinginya untuk memisahkan gandum dari sekam,” tulis Civitello. Sementara makanan masyarakat kelas atas bangsa Romawi lebih beragam. Civitello menyebutkan, orang-orang kaya Romawi biasanya sarapan keju, buah zaitun, dan roti. Mereka juga mengkonsumsi daging babi, anggur yang dimaniskan dengan madu, makanan dengan saus seperti garum dan rempah-rempah impor mahal yang disiapkan oleh pelayan. “Mereka juga minum anggur saat makan, kebiasaan yang masih dilakukan di Italia hingga saat ini,” tulis Civitello. Baca juga Tak ada Roti Bir pun Jadi Civitello menjelaskan, garum adalah kecap ikan fermentasi. Ini merupakan kombinasi unik antara garam, laut, dan matahari. Asalnya dari Yunani dan mungkin merupakan asal-usul secara tidak langsung dari saus worcestershire atau kecap Inggris. “Teorinya adalah bahwa orang Romawi mengekspor garum ke India pada zaman kuno dan kemudian Inggris membawanya dari India ke Inggris tahun kemudian,” tulis Civitello. Makanan Bernutrisi Sementara itu, semua kalangan di Herculaneum, kota kuno di Italia, mengkonsumsi makanan yang beragam. Sebagaimana terungkap dalam penelitian Mark Robinson dan Erica Rowan berjudul “From the Waters to the Plate to the Latrine Fish and Seafood from the Cardo V Sewer, Herculaneum” yang dipublikasikan di Journal of Maritime Archaeology 2018. Mereka menyebut bahwa masyarakat Herculaneum sejak dulu telah mengkonsumsi macam-macam makanan sehat. Yang paling sering adalah buah ara, telur, zaitun, anggur, dan kerang. Hal itu diketahui dari sampah dapur yang dibuang ke jamban. Kendati bukan kebiasaan yang sehat, tetapi sampah-sampah kuno itu kini berguna sebagai sumber informasi. Baca juga Melihat Kehidupan Orang Romawi Lewat Lubang Jamban Saluran jamban itu, di mana ditemukan sisa-sisa makanan sehat, terhubung dengan tempat tinggal dan toko dari masyarakat kelas bawah. Artinya, mungkin semua kalangan di Herculaneum mengkonsumsi beragam jenis makanan. “Kami selalu berpikir bahwa kalangan non-elite di dunia kuno tidak makan makanan yang sangat beragam atau menarik,” kata Rowan kepada Nature. Mereka juga membumbui makanan mereka dengan dill, mint, ketumbar, dan biji mustard. “Itu sangat sehat, dan mereka bisa mendapatkan semua nutrisi penting,” kata Rowan. Rowan menyimpulkan, banyaknya sisa-sisa dapur di dalam jamban menandakan orang-orang Romawi di Teluk Napoli ini lebih banyak memasak di rumah daripada yang dia perkirakan sebelumnya. Terutama dari jumlah tulang ikan yang ditemukan. Dia menilai perdagangan ikan di kawasan itu mungkin jauh lebih besar dari dugaan para ahli. Baca juga Mengintip Isi Dapur Firaun Kedai makanan cepat saji yang baru diekskavasi, salah satu dari 80 lebih kedai makanan cepat saji yang ditemukan di Pompeii. Sup Berisi Beragam Hewan Sisa-sisa makanan dan minuman juga ditemukan di bekas kota Pompeii, Italia. Seperti dilaporkan Smithsonian Magazine, pada 2019 arkeolog menemukan sisa-sisa dari kedai makanan cepat saji di Taman Arkeologi, Situs Regio V, di persimpangan Silver Wedding Street dan Alley of Balconies. Kendati telah berusia lebih dari tahun, sisa-sisa makanan di kedai cepat saji atau thermopolium itu terawetkan dengan baik. Bahkan, sebuah bar masih menampakkan lukisan dinding yang utuh. Di antaranya lukisan bebek mallard dan ayam jago yang mungkin termasuk dalam menu makanan. Pasalnya, sepotong tulang bebek ditemukan di kedai itu. Para ahli masih menganalisis sisa-sisa makanan dan minuman yang ditemukan dalam stoples terakota yang ditanam di meja bar kedai. Namun, Chiara Corbino, ahli arkeozoologi yang ikut dalam penggalian, menduga dua stoples itu menyimpan hidangan ikan dan babi. Juga ada semacam sup atau rebusan yang berisi siput, ikan, dan domba. Baca juga Makan Daging Masa Jawa Kuno “Kami akan menganalisis isinya untuk menentukan bahan-bahannya dan lebih memahami jenis hidangannya,” kata Corbino kepada New York Times. Untuk saat ini, menurutnya, kedai itu mungkin menyajikan sup yang berisi semua hewan itu bersama-sama. Para ahli juga yakin, satu wadah di sana berisi minuman beralkohol. Ditemukan cairan yang mengandung sisa-sisa kacang fava yang digunakan untuk memutihkan wine. Stoples lain tampaknya digunakan untuk menyimpan biji-bijian. Berbagai jenis makanan dari zaman kuno itu, terutama hidangan sup berisi siput, ikan, dan domba, mungkin adalah cita rasa kuliner yang unik. Bisa jadi hidangan itu tak mampu menggugah selera makan masa kini, namun tampaknya telah menjadi menu populer masyarakat Romawi Kuno.
Naples National Archaeological Museum Makanan yang populer di zaman kuno mungkin dianggap menjijikkan kini. Lidah flamingo hingga arak feses, contoh sajian yang dinikmati di zaman kuno. - Makanan dan minuman adalah aspek penting dari suatu kebudayaan. Makanan yang dinikmati oleh berbagai komunitas pada zaman dahulu berevolusi sepanjang sejarah menjadi makanan yang kita nikmati sekarang. Namun, tidak jarang, makanan di zaman dahulu tampak tidak lazim bagi orang di zaman modern. Nyatanya, makanan dan minuman yang sangat dinikmati nenek moyang kita akan dianggap sangat menjijikkan di masa kini. Lidah flamingo hingga arak feses, itu adalah beberapa sajian dinikmati di zaman kuno Lidah flamingo Sebagian besar dari kita akan ragu untuk mengonsumsi flamingo, apalagi lidahnya. “Namun, orang di zaman kuno punya pemikiran lain,” ungkap Lex Leigh di laman Ancient Origins. Flamingo dinikmati sebagai makanan kuno seperti burung lainnya, termasuk ayam, bebek, burung merak, burung unta, dan bahkan burung beo. Dianggap lezat, flamingo dipandang sebagai status kekayaan di zaman Romawi kuno. Tidak semua orang dapat menikmati kelezatan lidah flamingo, hanya mereka yang kaya raya yang mampu mengonsumsinya. Pai burung hidup Beberapa resep kuno terkenal mengandung hewan hidup di dalam bahan-bahannya. Namun, hewan hidup sebenarnya tidak dikonsumsi di piring. Untuk pai burung hidup, pai dibuat dengan lapisan kulit berbentuk kubah besar di atasnya, di mana diisi burung hidup. Idenya adalah bahwa burung akan terbang keluar setelah lapisan kulit pai dipotong. Idenya mungkin terdengar spektakuler, tetapi bayangkan jika si burung mengotori pai Anda! Paru-paru yang direndam susu Manusia telah mengonsumsi semua jenis organ selama bertahun-tahun, tetapi bagaimana dengan paru-paru? Pada zaman dahulu, sebagian orang biasa memakan paru-paru hewan sebagai santapan istimewa. Paru-paru akan direndam dalam susu agar tetap lembap. “Susu juga mengeluarkan bau menyengat dari jaringannya,” tambah Leigh. Organ itu kemudian diisi dengan bahan-bahan seperti telur, madu, garam, dan berbagai bumbu untuk memberi rasa. Paru-paru yang sudah dibumbui dan diisi kemudian direbus untuk dimasak sebelum disajikan dalam irisan. Garum Garum adalah saus ikan fermentasi yang populer di zaman Romawi kuno. Orang Romawi akan mencampur usus ikan, darah, cuka, madu, herba, dan rempah-rempah. Campuran itu kemudian dibiarkan berfermentasi di bawah sinar matahari selama beberapa bulan. PROMOTED CONTENT Video Pilihan Source Ancient Origins Penulis 1 Editor Warsono
saus ikan fermentasi dari yunani kuno